|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Ferry Juliantono Bicara Sumpah pemuda, " Sebagai Resolusi Menjaga Kepentingan Nasional "

Politikus Gerindra sekaligus penggagas diskusi Ferry Juliantono menilai perlu membangun kembali Indonesia di tengah terpuruknya kesakralan makna Sumpah Pemuda, di Jakarta. 28/10/2021. Diskusi ini untuk membangun kembali tentang Indonesia yang dulu dengan Sumpah Pemuda, membangun semangat bersama untuk mencapai tujuan kepentingan bangsa dan untuk semua rakyat Indonesia. @Sonny/Tajuknews.com/tjk/10/2021.



TAJUKNEWS.COM, Jakarta. - Terkait itu, sejumlah figur dari berbagai latar belakang menggelar diskusi 'Menemukan Kembali Indonesia' bertajuk Renungan Hari Sumpah Pemuda ke-93, di Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021.

Politikus Gerindra sekaligus penggagas diskusi Ferry Juliantono menilai perlu membangun kembali Indonesia di tengah terpuruknya kesakralan makna Sumpah Pemuda.

Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia menggelar diskusi bertajuk Renungan Hari Sumpah Pemuda ke-93 di Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Diskusi ini untuk membangun kembali tentang Indonesia yang dulu dengan Sumpah Pemuda, membangun semangat bersama untuk mencapai tujuan kepentingan bangsa dan untuk semua rakyat Indonesia,” kata salah satu penggagas diskusi Ferry Juliantono. Ferry menyoroti juga segelintir orang yang hanya mementingkan kepenting diri atau kelompom ketimbang kepentingan bangsa.

“Namun dari diskusi ditemukan bahwa apa yang terjadi saat ini tidak semua, hanya segelintir orang saja memanfaatkan bangsa ini. Salah satu resolusi yang lahir dalam diskusi ini adalah untuk melawan oligarki ini sehingga kembali pada Indonesia semua untuk Indonesia,” kata Ferry.


Kedua, kata Ferry, resolusi dalam rangka menjaga kepentingan nasional. Dia meminta pemerintah untuk kembali dalam posisi mengutamakan kepentingan rakyat dan kepentingan nasional. “Yang terjadi saat ini bagaimana terlalu subjektif, sebut saja terlalu memihak pada kepentingan Tiongkok,” ujar Ferry.

Menurut Ferry Juliantono, hal ini menimbulkan konsekuensi negatif bagi negara seperti mengganggu kehormatan dan kedaulatan bangsa kita. “Banyak pertambangan yang kemudian sekarang diambil alih oleh swasta dan perusahaan yang diuntungkan oleh garis kebijakan pro-Bejing," ungkapnya.

@Sonny/Tajuknews.com/10/2021.


Komentar

Berita Terkini