|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Peluncuran Buku Titik Kritis Bisnis dan Solusinya, Jadi Motivasi Peluang Bisnis Saat Ini

Peluncuran buku dengan judul Titik Kritis Bisnis dan Solusinya milik Wirson Selo dan Amelia Edmil yang dipandu oleh Host Kompas TV Bayu Sutiyono, Pembicara Dyah Medasari Anjaya, dan Effendi Gajali Pengamat Komunikasi Politik yang turut hadir dalam Bedah Buku di Jumat (8/3) di Parle, Senayan Park, Jakarta. Seperti diketahui buku memberikan edukasi “Pentingnya kecakapan literasi digital bagi UMKM sudah lama menjadi concern pemerintah. Pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar go digital. Terlebih lagi, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. Foto : @Sonny/Tajuknews.com/tjk/03/2024.

TAJUKNEWS.COM/ Jakarta. - UMKM sektor yang memainkan peran penting dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2023 UMKM berkontribusi terhadap PDB sebesar 61%, atau senilai dengan Rp9.580 triliun. 


Pengelolaan keuangan dan juga sumber daya yang andal menjadi salah satu tantanganUMKM. Kendala tersebut kian bertambah dengan pesatnya digitalisasi dan adanya bencana pandemi Covid-19. Menurut praktisi bisnis kerakyatan Wirson Selo, pesatnya digitalisasi dan kehadiran platforme- commerce atau online marketplace membuat rantai distribusi barang berubah menjadi lebih pendek.

Pola belanja konsumen pun tidak lagi sama. “Pesatnya digitalisasi dan juga hampir semua orang memiliki ponsel pintar, pola konsumsi masyarakat berubah drastis. Ibaratnya, belanja apa saja hanya tinggal pencet dan semua barangkebutuhan yang kita perlukan ada di tangan. Tinggal scroll, pilih-pilih dan bayar. Semudah itu,” kataWirson saat peluncuran buku Titik Kritis Bisnis & Solusinya, karyanya bersama dengan Amelia Edmil, Jumat (8/3) di Parle, Senayan Park, Jakarta. 


Bukan hanya itu saja, kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai sebesar 97% dari total tenaga kerja. Target 2024, pemerintah ingin ada 4 juta lebih lapangan kerja baru yang dihadirkan UMKM. 

Untuk membuat UMKM bertumbuh dan berkembang, pemerintah sudah memberikan berbagai stimulus atau bantuan, baik berupa insentif maupun kemudahan untuk mengakses permodalan denganbunga yang rendah. Namun, sebagai bisnis mikro, bukan berarti laju bisnis UMKM tidak ada halangan. 


Pengelolaan keuangan dan juga sumber daya yang andal menjadi salah satu tantanganUMKM. Kendala tersebut kian bertambah dengan pesatnya digitalisasi dan adanya bencana pandemi Covid-19. Menurut praktisi bisnis kerakyatan Wirson Selo, pesatnya digitalisasi dan kehadiran platforme- commerce atau online marketplace membuat rantai distribusi barang berubah menjadi lebih pendek.Pola belanja konsumen pun tidak lagi sama. “Pesatnya digitalisasi dan juga hampir semua orang memiliki ponsel pintar, pola konsumsi masyarakat berubah drastis. Ibaratnya, belanja apa saja hanya tinggal pencet dan semua barangkebutuhan yang kita perlukan ada di tangan. Tinggal scroll, pilih-pilih dan bayar. Semudah itu,” kataWirson saat peluncuran buku Titik Kritis Bisnis & Solusinya, karyanya bersama dengan Amelia Edmil, Jumat (8/3) di Parle, Senayan Park, Jakarta. Seperti diketahui buku memberikan edukasi “Pentingnya kecakapan literasi digital bagi UMKM sudah lama menjadi concern pemerintah. Pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar go digital. Terlebih lagi, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. Foto : @Sonny/Tajuknews.com/tjk/03/2024.



Sayangnya, lanjut Wirson, pelaku UMKM sebagian besar masih gagap dan belumsiapuntukberadaptasi masuk ke dunia digital. Banyak pelaku UMKM yang belum menggunakan digitalisasi sebagai solusi jitu pemasaran atau marketing. 

“Pentingnya kecakapan literasi digital bagi UMKM sudah lama menjadi concern pemerintah. Pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar go digital. Terlebih lagi, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. 

BI mencatat, transaksi e-commerce sepanjang2023mencapai Rp453,75 triliun Sayangnya, masih banyak duit dari transaksi itu yang diambil asingataukorporasi besar," jelasnya. 

Menurut Wirson, di tengah persaingan sengit, tuntutan konsumen yang berubah serta kompleksitaspasar akibat pertumbuhan teknologi digital, pelaku UMKM tetap memiliki peluang meraih sukses dankeuntungan. 

Kualitas Pemimpin Bisnis Salah satu caranya, kata Wirson, dengan melatih diri untuk memiliki jiwa kepemimpinanatauleadership serta sikap optimisme dan semangat pantang menyerah. Pasalnya, membangun usahadari nol bukanlah perkara mudah dan tidak cukup hanya dengan keterampilan.  

“Betul keterampilan itu penting, tetapi ada satu hal yang paling mempengaruhi kesuksesan sebuahusaha terutama UMKM, yakni kepemimpinan. Keberhasilan usaha kecil sangat bergantungpadakemampuan pemimpin untuk mengelola dan memotivasi karyawan, mempertahankan stabilitaskeuangan, dan membuat keputusan strategis,” jelasnya. 

Menurut Wirson, ada lima hal yang harus dimiliki pemimpin agar memiliki timloyal dansolid. Pertama, sikap optimisme yang perlu ditularkan pemilik bisnis kepada timnya sehingga mereka loyal dan solid. 


Pengelolaan keuangan dan juga sumber daya yang andal menjadi salah satu tantanganUMKM. Kendala tersebut kian bertambah dengan pesatnya digitalisasi dan adanya bencana pandemi Covid-19. Menurut praktisi bisnis kerakyatan Wirson Selo, pesatnya digitalisasi dan kehadiran platforme- commerce atau online marketplace membuat rantai distribusi barang berubah menjadi lebih pendek.Pola belanja konsumen pun tidak lagi sama. “Pesatnya digitalisasi dan juga hampir semua orang memiliki ponsel pintar, pola konsumsi masyarakat berubah drastis. Ibaratnya, belanja apa saja hanya tinggal pencet dan semua barangkebutuhan yang kita perlukan ada di tangan. Tinggal scroll, pilih-pilih dan bayar. Semudah itu,” kataWirson saat peluncuran buku Titik Kritis Bisnis & Solusinya, karyanya bersama dengan Amelia Edmil, Jumat (8/3) di Parle, Senayan Park, Jakarta. Seperti diketahui buku memberikan edukasi “Pentingnya kecakapan literasi digital bagi UMKM sudah lama menjadi concern pemerintah. Pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar go digital. Terlebih lagi, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. Foto : @Sonny/Tajuknews.com/tjk/03/2024.


Kedua, memberikan apresiasi dan penghargaan atas kinerja karyawan merupakan cara yangefektif untuk meningkatkan loyalitas mereka. 

Ketiga, pemimpin harus memiliki visi yang jauh ke depanaliasvisioner. 

Keempat, komunikasi yang terbuka dan efektif merupakan elemen penting dalammembangun tim yang solid. Terakhir, jangan anggap karyawan atau tim bisnis adalah bawahan melainkan rekan bisnis sehingga mereka termotivasi untuk bekerja keras dan mencapai tujuanbersama. 

"Senada dengan Wirson, rekan penulis buku yang juga praktisi bisnis kerakyatan Amelia Edmil mengatakan pemimpin bisnis terutama UMKM harus visioner dan bisa berpikir strategis. Jadi, leader harus punya pemahaman yang mendalam tentang industri, tren pasar, dan kebutuhan pelanggan. 


Pengelolaan keuangan dan juga sumber daya yang andal menjadi salah satu tantanganUMKM. Kendala tersebut kian bertambah dengan pesatnya digitalisasi dan adanya bencana pandemi Covid-19. Menurut praktisi bisnis kerakyatan Wirson Selo, pesatnya digitalisasi dan kehadiran platforme- commerce atau online marketplace membuat rantai distribusi barang berubah menjadi lebih pendek.Pola belanja konsumen pun tidak lagi sama. “Pesatnya digitalisasi dan juga hampir semua orang memiliki ponsel pintar, pola konsumsi masyarakat berubah drastis. Ibaratnya, belanja apa saja hanya tinggal pencet dan semua barangkebutuhan yang kita perlukan ada di tangan. Tinggal scroll, pilih-pilih dan bayar. Semudah itu,” kataWirson saat peluncuran buku Titik Kritis Bisnis & Solusinya, karyanya bersama dengan Amelia Edmil, Jumat (8/3) di Parle, Senayan Park, Jakarta. Seperti diketahui buku memberikan edukasi “Pentingnya kecakapan literasi digital bagi UMKM sudah lama menjadi concern pemerintah. Pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar go digital. Terlebih lagi, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. Foto : @Sonny/Tajuknews.com/tjk/03/2024.


"Bisnis itu tidak akan pernah terpisahkan dengan yang namanya kompetisi. Perlu dapat melihat kondisi pasar secara jelas dan menentukan kebijakan strategi yang akan diterapkan agar mampumengungguli kompetitor. Apakah menargetkan segmen yang sudah ramai diincar kompetitor? Ataumemilih untuk mencari pasar yang niche atau spesifik? Perlu berpikir strategis," kata Amelia. 

Selain itu, Amelia juga menyarankan agar pemimpin bisnis punya skala prioritas. Terlebihlagi, UMKM, apalagi di awal-awal merintis bukanlah bisnis yang besar. Sehingga perlu menentukanprioritas dan mendelegasikan tugas dalam tim. 

Membaca Tren Jika sudah memiliki skala prioritas, pemimpin harus bisa membimbing bisnis dan seluruh anggotatimuntuk sama-sama siap apabila harus menerapkan perubahan yang cukup drastis dalamwaktuyangsingkat. 

"Pasalnya, kondisi pasar, tren konsumen dan ekonomi selalu berubah. Bisnis akan selalu berkembangdan tren suatu jasa/produk akan selalu berganti. Jadi, harus selalu inovatif, berpikir untuk memberikansolusi bagi konsumen dan siapkan regenerasi produk sehingga menjawab kebutuhan konsumen,"tambah Amelia. 

Inovasi, lanjut Amelia, menjadi kunci keberlanjutan suat bisnis. Selain itu, untuk tetap bertahansebagai pebisnis dan juga bisa mengembangkan bisnis atau bahkan ekspansi, perlu juga diversifikasi produk. 

Menurut Amelia, pemimpin bisnis harus bisa menempatkan bisnis utama atau inti di tengah-tengah, lalu mulai lihat apa hulu bisnis dan hilir dari usaha yang sedang dijalankan. Jika sudah ketemu, mulai berpikir diversifikasinya, potensinya dan resikonya. Terakhir soal permodalan atau keuangan. 

BaikWirson maupun Amelia mengakui soal ini sangat krusial. Menurut mereka, sebagus-bagusnyamenjadi seorang pemimpin dan mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, tidak akan ada artinyajika keuntungan itu ludes gara-gara tidak bisa mengelola keuangan. 

Di sini, memang ada perdebatan. Ada yang melihat lebih baik meminjam dari bank, tapi ada jugayang lebih baik memupuk sedikit demi sedikit dari keuntungan. Yang pasti, baik itu pinjammaupuntidak, harus dipikirkan cermat dan untuk kepentingan produktif, bukan konsumtif," kata Amelia. 

Buku ini memaparkan prinsip bisnis disertai penerapannya berupa langkah langkah taktis penuhstrategi yang telah teruji dalam membangun bisnis bermodal belasan juta hingga mampu menjadi puluhan miliar dalam waktu yang singkat. Selain penulis, peluncuran buku juga dihadir oleh pakar komunikasi politik Effendi Ghazali, DyahMegasari Anjaya dan Founder @Halobos_ID Sendi Fardiyansy.


@Sonny/Tajuknews.com/tjk/03/2024.

#bedahbuku #trikkritisbisnisdansolusinya #umkm #bisnis

Komentar

Berita Terkini