TAJUKNEWS.COM/ Jakarta. - Hembusan angin kencang akibatkan kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat kemarin. Kebakaran diduga terjadi akibat korsleting listrik.
"Terjadinya korsleting listrik di rumah salah satu warga. Cuma memang bertepatan dengan angin kencang jadi merembetlah (api), kena 20 rumah habis," ujar Ketua RT 13 RW 06 Kelurahan Bendungan Hilir Zaenal kepada detikcom di GOR Tanah Abang, Senin (17/11/2025).
Zaenal mengatakan angin kencang membuat api merembet dengan cepat. Dalam hitungan 10 menit, api semakin membesar dan tidak dapat ditangani warga.
Dia juga menyebutkan penyebaran api yang cepat meluas salah satunya terjadi akibat faktor bangunan. Menurut Zaenal, bangunan rumah semi permanen yang membuat kobaran api lebih mudah menyebar.
"Karena kan memang itu hanya (bangunan) semi permanen gitu. Bawah sebagian tembok, atasnya udah kayu-kayu triplek, kaya gitu. Rumah petakan lah," tuturnya.
Warga bernama Sujiono (70) terluka saat kebakaran melanda rumahnya di Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kata Sujiono, dirinya terluka karena terpeleset saat membawa ember isi air untuk memadamkan api.
Sujiono mengalami luka di kepala. Sujiono mengaku sempat tidak sadarkan diri beberapa detik.
"Saya bawa ember isi air, mau saya siramin gitu (ke api). Baru masuk gini udah jedug (menirukan suara jatuh terpeleset), udah pingsan. Sempat nggak sadarkan diri berapa menit, berapa detik gitu. Mungkin kalau saya nggak sadarkan (diri) saya, jadi arang kali saya," kata Sujiono di Kelurahan Bendungan Hilir, Senin (17/11/2025).
Sujiono mengatakan saat itu langsung ke rumah sakit untuk penanganan. Sujiono menyebut kepalanya harus dijahit beberapa jahitan.
"Iya, ditangani gitu, ada dokter apa ya namanya itu. Itu di Rumah Sakit Pejompongan. Itu rambut dicukur, terus dikasih bius, dijahit," ujarnya.
Sujiono mengungkap hanya menyelamatkan motor miliknya saat kebakaran semalam. Namun, dokumen-dokumen berharga miliknya tidak terselamatkan.
"Iya keluar, terus bawa motor 1. Yang lain-lainnya sudah habis semua. Misalnya kayak KTP, STNK, BPKB, segala macam apa itu," katanya.
Sujiono mengaku bingung memikirkan langkah ke depan setelah rumahnya terbakar. Namun, ia berharap pemerintah dapat segera memberikan bantuan.
"Mudah-mudahan ada dapat gitu ya, harapan kita. Ya mudah-mudahan aja bisa membangun lagi tempatnya. Syukur-syukur dia (pemerintah) yang bantu keuangan atau apa, material, kita harapannya begitu. Ya syukur-syukur pemerintah yang bangun sendiri," katanya.
Warga lainnya, Rodiyah (55) juga menceritakan detik-detik saat kebakaran terjadi. Dia saat itu tengah menjemur pakaian lalu ada bunyi korsleting listrik.
"Abis isya, bubaran isya. Di depan, terus aku pulang dulu shalat isya, terus jemurin pakaian di atas. Terus itu ada bunyi sreset sreset tapi nggak ngeh," ujarnya.
"Terus habis salat ke warung lagi kan ke depan. Orang-orang manggil 'Bu Rodiyah di atas itu apinya gede banget'," sambungnya.
Rodiyah hanya berdua dengan suaminya saat kebakaran terjadi. Sementara, anaknya yang bernama Agus sedang berada di kampus.
"Itu si Agus (anak) bilang 'ibu kok laptopnya nggak diambil? Itu kan punya kantor'. Nggak sempet, nyelamatin diri dulu. Orang udah bunyi kretek kretek kretek (korslet)," jelasnya.
Rodiyah mengaku tak sempat menyelamatkan dokumen penting, motor, dan ponsel miliknya. Bahkan baju-baju milik keluarganya pun ikut ludes terbakar.
"Kasihan anakku. Udah nggak punya apa-apa lagi. Baju pun satu nggak ada. Dia aja berangkat kerja pakai baju kemarin," kata Rodiyah sambil menitikkan air mata.
Di sisi lain, ada Mardiyanto (48), warga yang juga mengungsi usai kebakaran. Mardiyanto mengaku khawatir dengan kondisi sang anak pascakebakaran. Ia khawatir anaknya mengalami trauma dari insiden tersebut.
Terlebih, anak Mardiyanto sempat terjatuh saat proses evakuasi. Hal ini terjadi lantaran ia terburu-buru menuruni tangga sambil menggendong anaknya.
"Kalau anak-anak kan kaya gitu kasihan. (Anak) 3. Itu yang kecil aja saya sempat khawatir. Malam itu nggak ngomong kan. Syok kayanya. Saya liat pagi kok diam, nggak ngomong. Takutnya trauma," ujarnya.
Hingga kini, Mardiyanto mengaku belum tahu akan tinggal di pengungsian sampai kapan. Ia berharap segera ada solusi dari pemerintah terkait hal ini.
"Belum, belum (belum tahu sampai kapan tinggal di pengungsian). Cuma kan kalo kita masuk dua hari, 3 hari kan ga mungkin kalau balik ke rumah dulu. Mau ngontrak orang pasti belum punya duit. Kan pasti ada yang duitnya kebakar juga," katanya
"(Harapannya) Ya itu (pemerintah memberi bantuan) pasti. Masalahnya orang kan duit masih habis. Dari KK, KTP, nggak ada semua. Dari Dapur, dari segala macam kan udah nggak ada semua. Kosong. Baju aja tadi dikasih," tuturnya.
Zaenal menjelaskan kebakaran terjadi pukul 20.00 WIB. Api baru berhasil dipadamkan sekitar 3 jam kemudian.
"Itu kejadiannya di jam 8, padam-padam itu setengah 12. Cukup lama, karena memang menaklukan anginnya itu ya. Terus banyak ledakan-ledakan gas itu yang 3 kilo," jelasnya.
Menurut Zaenal, proses evakuasi warga baru dilakukan pukul 02.00 WIB dini hari. Tenda pengungsian pun didirikan di GOR Tanah Abang.
"(Evakuasi warga) Malam itu sekitar jam 2. Setelah api padam, warga mencar-mencar ya lokasinya. Karena malam terus gelap, sulit untuk mencari warga. Akhirnya jam 2 itu baru terkumpul, baru (tenda pengungsian) ini dibuat," ujarnya.
Zaenal mengatakan sebanyak 20 rumah terbakar. Sebanyak 70 warga juga dilaporkan mengungsi.
"Itu 24 KK, 20 rumah yang terbakar, 70 jiwa yang mengungsi, 10 dibawa keluarganya, mengungsi di rumah keluarganya yang terdekat," jelasnya
"Alhamdulillahnya sih tidak ada korban luka parah. Cuma ada 1 warga lansia itu kepalanya terluka karena terpeleset. Iya buru-buru evakuasi, terpeleset, ya luka di kepala. Itu 5 jahitan. Sudah ditangani di rumah sakit," imbuhnya.
Sementara itu, pantauan detikcom di GOR Tanah Abang, terlihat ada 2 tenda yang didirikan. Satu tenda berwarna biru tampak menampung puluhan warga korban kebakaran, sementara tenda lainnya yang berwarna oranye diperuntukkan bagi relawan BPBD DKI Jakarta.
©Pur/Tajuknews.com/tjk/11/2025.
#Kebakaran #BendunganHilir #20RumahHabis #KorsletingListrik
