|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Peluang Indonesia Dalam menghadapi Era Kedepan Revolusi Industri 4.0.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir , Akan, Ph,d.


Trionenews.com, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dalam dialig interaktif bertempat di Kantor Kemenristekdikti Senayan Jakarta, Selasa (5/2/2019).


Kalau kita perhatikan dari populasi Indonesia sekarang kurang lebih berjumlah 262 juta jiwa, ini adalah jumlah yang cukup besar dalam menghadapi era global demografi.

Dalam era global demografi ini kita harus manfaatkan sebaik-baiknya. Bila di bandingkan dengan negara China dengan jumlah penduduknya diatas 1,4 milyar jiwa. Kalau kita teliti lebih dalam untuk perguruan tinggi, Indonesia mempunyai perguruan tinggi kurang lebih 4.715 perguruan tinggi. Sementara di China hanya ada 2.824 perguruan tinggi.

Perguruan Tinggi kita dua kali dan penduduknya seperenam dari China, ini menjadi tantangan kita bersama. Disamping itu Perguruan Tinggi kita yang masuk dikelas dunia masih sangat terbatas bahkan hanya ada tiga Perguruan Tinggi yang masuk 500 besar dunia yaitu Universitas Indonesia (UI) urutan 292, Institut Teknologi Bandung (ITB) urutan 351 dan Universitas Gajah Mada (UGM) urutan 392.

Perguruan Tinggi Indonesia belum masuk urutan 100 besar dunia, sementara di China ada belasan yang sudah masuk kelas dunia seperti Singhwa University, Sanghai University, Beijing University, Guang Zhou University dll.

Ada satu penelitian kalau ekonomi Indonesia ada di angka 5% pertumbuhan ekonominya, cyber dan pertumbuhan ekonomi diikuti dengan jumlah penduduk menuju pada angkatan kerja maka diperkirakan tahun 2030 Indonesia masuk nomor tujuh didunia pendapatan brutonya. Dan di tahun 2050 puncaknya pada demografi kita akan menjadi nomor empat dunia dengan basis sumber daya manusia (research development).

Pengembangan sumber daya inilah yang nantinya akan diprediksikan, urutannya adalah : 1. China, 2.India, 3.USA, 4.Indonesia., ini dilihat dari jumlah penduduk yang mempunyai potensi dalam research development.

Research yang ada di Indonesia juga memprihatinkan, pada saat saya sebagai Menteri tahun 2014 akhir tepatnya di bulan Oktober Indonesia research nya di angka 5.250, Thailand 9.500, Singapore 18.000, Malaysia 28.000, ini yang masuk dalam publikasi dunia.

Duapuluh tahun lalu pada periode tersebut Indonesia belum pernah mengalahkan Thailand, kita masih sangat jauh ketinggalan. Dengan memperbaiki beberapa regilulasi ada kenaikan yang cukup baik. Tahun 2017 Indonesia sudah di angka 16.000. Yang cukup mengejutkan di akhir tahun 2018  ini Indonesia di angka 30.975. Targetnya di tahun 2019 ini Indonesia harus menjadi leader di Asia Tenggara.

Tahun 2018 awal saya bersama Dirjen Risbang Kemenristekdikti diundang di Iran CEO Islamic World Scientist Member, mereka mengundang Indonesia ternyata memaparkan group rate publikasi dunia. Pada saat memaparkan bahwa group rate tertinggi di dunia adalah Indonesia di angka 1.670% tingkatannya, artinya kita sudah big true dalam menuju pada kelas dunia risetnya. Ini yang harus kita kelola, juga inovasinya. Indonesia sudah menghasilkan 956 starup, ini adalah yang luar biasa pertumbuhan inovasi Indonesia.

Harapan Menristekdikti di 2019 di atas 1.000 starup. Bulan Maret akan melaunching masal motor listrik secara nasional dan malah bbm palm oil kalo teknologinya sudah kita dapatkan bisa menjadi green oil diesel, green gasoline, green aftur, 5 tahun kedepan Indonesia tidak akan lagi impor bbm. Dalam hal ini 217.6 - 250 milyar dolar kita bisa menghemat pengeluaran.

Problem masalah daya saing bangsa,  Masalah kebangsaan menjadi masalah utama, oleh karena itu kami mencoba melakukan suatu riset yang dilakukan olel para peneliti Indonesia yaitu masalah kebangsaan.

Trionenews.com/guffe/5/1/19.
Komentar

Berita Terkini