|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

PT Pertamina Masuk Peringkat 175 Dalam Fortune Global 500

 Operator bensin melayani pembeli di Jl. I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, 25/7/19. PT. Pertamina satu-satunya perusahaan telah masuk Fortune Global 500 yang bertengger perungkap 175. Foto; Sonny/tajuknews.com.


Tajuknews, Jakarta .- PT Pertamina(Persero) menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang masuk dalam Fortune Global 500 2019, Perusahaan minyak pelat merah ini bertengger di peringkat 175 atau loncat 78 peringkat dari peringkat sebelumnya, 253. 
Fortune Global 500 adalah daftar 500 perusahaan dunia yang memiliki pendapatan kotor terbesar yang dikumpulkan Fortune, media internasional yang berfokus di korporasi dan ekonomi.

"Harus disyukuri dan menjadi tantangan kami ke depan untuk dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara" ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan resmi terpisah, dikutip Selasa (23/7)

Mengutip situs resmi Fortune, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini telah tujuh tahun berada pada daftar bergengsi itu. Perusahaan mengerek peringkatnya dengan raupan pendapatan mencapai US$57,93 miliar pada tahun lalu. Raupan tersebut terkerek 34,9persen dibandingkan periode sebelumnya.

Posisi Pertamina mengungguli sesama perusahaan migas lainnya, seperti Repsol yang menduduki peringkat 200 dan ConocoPhillips yang bertengger di peringkat 319. Bahkan, peringkat perseroan juga di atas raksasa e-commerce asal China Alibaba Group Holding yang berada di posisi 182 dan Facebook yang berada di peringkat 184

Dari pendapatan tersebut, perusahaan mencetak profit mencapai US$2,53 miliar, turun 0,5 persen dibandingkan 2017. Total asetnya mencapai US$64,72 miliar. Perusahaan tercatat memperkerjakan 31.569 karyawan di seluruh dunia.


Sementara itu, posisi puncak Fortune Global 500 diduduki oleh perusahaan asal AS Walmart dengan total pendapatan US$514,5 miliar. Posisi kedua ditempati oleh perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah China Sinopec group yang mengekor dengan raupan pendapatan US$414,65 miliar. 

Selanjutnya, perusahaan migas multinasional Royal Dutch Shell menduduki posisi tiga dengan total pendapatan US$396,56 miliar.

Selanjutnya Tito T. pengamat Perminyakan berkomentar," Pertamina sekali memperbaiki citra kerjanya dibawah kepemimpinan seorang Srikandi dengan membuat gebrakan-gebrakan ketahanan dan kemandirian energi.

"Seperti saat ini sedang membangun RDMP Balikpapan dan akan dilanjutkan dengan Mega Proyek berikutnya yaitu".

Kilang minyak Tuban dan Balongan yang nanti notabene akan menuju Euro 5 dan akhirnya kita tidak perlu impor Produk jadi lagi. Sampai sekarang kita masih impor 700.000 barel per hari ini sangat membebani keuangan Negara.

Disamping sudah dibubarkannya PETRAL pada saat kepemimpinan Dwi Sucipto diharapkan sudah semakin kecil peran Mafia Migas," tutur Tito.

Semoga nawacita pemerintah di dalam kepemimpinan Jokiwi 5 tahun mendatang dapat segera terwujud untuk terus menapak Indonesia sebagai Bangsa Pemenang," pungkasnya.

Sonny/tajuknews.com
Komentar

Berita Terkini