|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Mahasiswa Penerima Beasiswa SCG Sharing the Dream Berikan Pelatihan Bagi Warga Desa Padasuka, Kabupaten Bandung

Ketua Retote Project, Akbar Ghiffari, bersama Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Ibu Pathama Sirikul (Berbaju Batik) dan Chitra Primandhana, Brand & Communication Assistant Manager PT SCG Indonesia.



TAJUKNEWS.COM, Bandung Pada hari ini warga Desa Padasuka, Soreang, Kabupaten Bandung, mendapatkan pelatihan profesional seputar dunia bisnis dari SCG Indonesia yang berlangsung di aula desa setempat. Para praktisi dan pemangku kepentingan lokal hadir untuk membagi ilmu dan pengalaman kepada warga desa, termasuk praktek dalam menerapkan konsep bisnis berbasis ekonomi sirkular. Sebagai perusahaan regional terkemuka, SCG berkomitmen untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah tempatnya beroperasi, termasuk di Indonesia. Pelatihan hari ini adalah bentuk keberlanjutan dukungan SCG terhadap langkah 10 orang mahasiswa (kelompok bernama Niracle) penerima beasiswa SCG Sharing the Dream; 8 diantaranya berasal dari Kampus di Bandung; yang menginisiasi proyek pengolahan limbah tekstil dan pakaian bekas, bernama Retote Project.

"Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di wilayah tempat SCG beroperasi adalah prioritas kami dalam setiap program, termasuk CSR unggulan kami, beasiswa SCG Sharing the Dream. Tidak hanya memberikan dukungan pendidikan berkelanjutan bagi para siswa, kami juga mendorong mereka untuk dapat menciptakan ide-ide yang bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi sekitarnya. Oleh karena itu, SCG mendukung Retote Project yang sejalan dengan prinsip SCG Circular Way di mana menekankan implementasi konsep ekonomi sirkular sekaligus  memberikan pelatihan profesional untuk masyarakat di desa Padasuka, Kabupaten Bandung," demikian disampaikan Anusorn Potchanabanpot, Country Director SCG Indonesia.

Sebelumnya, Retote Project telah dipresentasikan di hadapan para pemangku kepentingan dan pemimpin dunia oleh para mahasiswa dalam ajang internasional, ASEAN Camp 2019 pada bulan Agustus lalu di Bangkok, Thailand. Sebagai peserta, mereka diharuskan untuk memiliki sebuah inisiatif berupa proyek lokal yang berkaitan dengan ekonomi sirkular. Setelah melakukan riset dan survei, kelompok Niracle menemukan banyaknya limbah tekstil dan kain perca bekas yang dibuang ke sungai Citarum ataupun membakarnya dan tentu saja menjadi polusi. Mereka lalu mengonsepkan permasalahan ini dengan konsep ekonomi sirkular menjadi sebuah proyek pengolahan limbah.

Retote project adalah sebuah ide tentang kolaborasi untuk memberikan soft skill bagi masyarakat agar memungkinkan mereka memberikan nilai tambah pada limbah tekstil yang ada, dan tidak lagi membuangnya ke sungai. Kami berusaha mendorong dan membuat warga setempat untuk mampu memproses limbah tekstil dan kain serta pakaian yang tidak digunakan, untuk menjadi barang yang punya nilai jual. Dalam jangka panjang hal ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat, di situlah kami menerapkan konsep ekonomi sirkular," kata Afyan Cholil Asy'ari, mahasiswa ITB sebagai Manajer Retote Project.

Respon positif pun datang dari warga yang secara perlahan memahami konsep ekonomi sirkular dan dalam jangka panjang bisa mempraktekannya sendiri, untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. “Masalah limbah tekstil,kebersihan sungai dan polusi udara akibat pembakaran telah menjadi permasalahan warga desa sejak lama. Kami senang sekali akhirnya ada para mahasiswa yang peduli bukan hanya pada lingkungan, namun juga pemberdayaan warga di sini. Ditambah asupan ilmu dari pelatihan yang diberikan para professional dari SCG Indonesia, kami yakin Desa kami akan lebih baik dan semoga bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” ungkap Yoga Purnama Pangestu, Ketua Karang Taruna Bina Muda dari Desa Padasuka, Kabupaten Bandung, 24/11/19.


SCG Indonesia Berikan Pelatihan Profesional untuk Warga Desa Padasuka, Kabupaten Bandung, 24/11/19.

Sebagai perusahaan regional terkemuka, SCG selalu berusaha untuk menerapkan praktek ekonomi sirkular di sektor bisnis. SCG sekali lagi ingin menggemakan bahwa konsep ekonomi sirkular melalui gaya hidup sehari-hari dapat memberikan perbaikan pada lingkungan dan ekonomi masyarakat. Retote Project menunjukkan bahwa gaya hidup sirkular dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja, sekaligus memastikan keberlanjutan dilaksanakannya praktek pengolahan limbah tekstil karena dilakukan oleh masyarakat sendiri.

"Kami percaya bahwa konsep ekonomi sirkular adalah kunci untuk mencapai tujuan akhir dari pembangunan berkelanjutan. Masyarakat lokal akan menjadi agen perubahan utama, untuk mempraktikkan ekonomi sirkular melalui Retote Project ini. Dengan mendukung proyek para mahasiswa ini, kami tak sekadar bertujuan mengurangi limbah tekstil yang dibakar dan dibuang di sungai, sertamenghasilkan pendapatan warga, namun kami harap dalam jangka panjang masyarakat di sini lebih berdaya bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.” tutup Anusorn.

Sonny /Tajuknews.com/Tjk@11/2019.

Komentar

Berita Terkini