|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Kementan : Eucalyptus Berhasil Uji Klinis

 

Badan Litbang Kementerian Pertanian melakukan ekspose hasil uji lanjutan terhadap eucalyptus. Sebelumnya, telah dilakukan tahap uji awal secara in vitro dengan virus gamma dan beta corona, di Puslitbang Perkebunan, Bogor, pada Rabu, 5 Mei 2021. zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi. @Dyan/Tajuknews.com/tjk/May/2021.

TAJUKNEWS.COM, Jakarta - Badan Litbang Kementerian Pertanian melakukan ekspose hasil uji lanjutan terhadap eucalyptus. Sebelumnya, telah dilakukan tahap uji awal secara in vitro dengan virus gamma dan beta corona.

Balitbangtan menyampaikan hasil pengujian in vitro terhadap virus SARS-CoV-2 atau dikenal Covid-19, pengujian toksisitas pada hewan model, dan uji klinis pada manusia bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.


“Hasilnya, sangat menggembirakan, zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi,” kata NLP Indi Dharmayanti, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner dalam Talkshow Satu Tahun Penelitian Eucalyptus di Puslitbang Perkebunan, Bogor, pada Rabu, 5 Mei 2021.

Menurut Indi, setahun terakhir tim peneliti melakukan riset lanjutan terhadap eucalyptus, mulai dari uji in vitro, toksisitas, hingga uji klinis dengan menggunakan Covid-19. 


Tim tersebut terdiri dari peneliti Balai Besar Penelitian Veteriner, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Balai Besar Pascapanen Pertanian dan BBP Mekanisasi Pertanian. Mereka telah melakukan riset gabungan dengan melibatkan akademisi dan Ikatan Dokter Indonesia.

Pengujian tersebut secara umum menunjukkan bahan tunggal maupun formula eucalyptus Balitbangtan yang diuji dapat menurunkan jumlah partikel dan daya hidup Covid-19. Selain itu, hasil pengujian menemukan bahwa eucalyptus dapat mengurangi kerusakan sel akibat infeksi SARS-CoV-2 secara in vitro. 


Hasil penelitian dinilai berdasarkan peningkatan CT Value uji realtime PCR/rRT-PCR, peningkatan nilai Optical Density uji MTT dan mencegah munculnya cytopathic effect (CPE) pada kultur sel. Uji toksisitas per inhalasi pada mencit tidak menunjukkan perubahan klinis, patologi, dan histopatologi pada mencit yang diuji.


Sementara pada uji klinis, manifestasi klinis yang didapatkan, rata-rata durasi gejala pada kelompok yang diberikan eucalyptus lebih baik terutama pada gejala batuk, pilek, dan anosmia. Demikian juga pada Nilai Neutrophil-Lymphocyte Ratio/NLR mengalami penurunan dan menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik. 


Pada gambaran radiologi, secara umum mengalami perbaikan termasuk lima pasien yang tergolong moderat pneumonia mengalami perbaikan setelah mendapatkan terapi eucalyptus.


“Meskipun berdasarkan uji klinis produk ini dapat membantu mengurangi gejala klinis yang dirasakan penderita Covid-19, namun penerapan protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi tetap menjadi pilihan utama,” kata Indi.


Sementara itu, Ketua Tim Riset Eucalyptus dari FK Universitas Hasanuddin Arif Santoso, mengatakan pihaknya perlu melakukan terapi ke pasien Covid-19 yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Unhas akan bekerjasama dengan Balitbangtan untuk membuktikan pengujian in vitro, uji hewan, dan uji laboratorium, dan diterjemahkan ke pasien.


“Posisinya, eucalyptus sebagai adjuvan artinya obat tambahan. Jadi pasien mendapat obat yang seharusnya dan eucalyptus. Hasilnya lebih baik dibandingkan tanpa eucalyptus,” kata Arif.

Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry menyebutkan lembaganya telah menguji 60 jenis bahan herbal, seperti minyak atsiri, serbuk, dan daging buah yang dilaporkan mempunyai kemampuan menetralisir virus. Dari hasil pengujian, eucalyptus berpotensi lebih tinggi dibanding bahan herbal lainnya.Saat ini Balitbangtan telah mengembangkan beberapa prototipe produk berbasis eucalyptus seperti roll on, inhaler, balsem dan kalung aromatherapy.

@Dyan/Tajuknews.com/tjk/May/2021.

Komentar

Berita Terkini