|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Ancaman Gizi Bagi Generasi Muda Indonesia

Imaz, bocah berusia 2 tahun asal Pandeglang merupakan salah satu dari balita dengan pemenuhan gizi yang tidak ideal. Di umurnya yang sudah menginjak 2 tahun, berat badan Imaz hanya 9,6 kilogram dan tinggi badan 93,4 centimeter. Jakarta, 01/10/2022. Pemenuhan gizi menjadi hal yang penting untuk bekal tumbuh kembang anak. Hal terburuk, jika gizi tak terpenuhi maka akan mengancam kondisi gagal tumbuh. @Sonny/Tajuknews.com/tjk/10/2022.


TAJUKNEWS.COM, Jakarta - Melihat progress tumbuh kembang anak yang sehat dengan asupan gizi yang lengkap sudah menjadi dambaan setiap orang tua. 


Pemenuhan gizi menjadi hal yang penting untuk bekal tumbuh kembang anak. Hal terburuk, jika gizi tak terpenuhi maka akan mengancam kondisi gagal tumbuh. 


Imaz, bocah berusia 2 tahun asal Pandeglang merupakan salah satu dari balita dengan pemenuhan gizi yang tidak ideal. Di umurnya yang sudah menginjak 2 tahun, berat badan Imaz hanya 9,6 kilogram dan tinggi badan 93,4 centimeter. 


Mie dan kental manis menjadi salah satu alasan Imaz kekurangan gizi. Nina, ibu dari Imaz menceritakan alasan dibalik konsumsi mie dan kental manis setiap harinya. 


"Saya memberikan mie instan dan kental manis ke anak saya karena hanya mengandalkan gaji dari suami sebesar Rp750.000 per bulannya. Itu pun tidak cukup buat sehari-hari," Ujar Nina. 


Lebih lanjut Nina menjelaskan bahwa anaknya sangat gemar untuk jajan ke warung membeli mie dan kental manis daripada makan makanan yang bergizi seperti sayur, daging, dan ayam. 


Salah satu kader Posyandu Desa Rawasari, Kabupaten Pandeglang bernama Ene, memaparkan jika saat pemantauan bulanan anak-anak di wilayah tersebut, berat badan Imaz sempat mengalami peningkatan. 


"Sempat naik, tapi abis itu turun lagi karena pemberian makanan bergizi tidak dilakukan secara konsisten", ujar Ene. 


Ene menjelaskan selama ini pihaknya melakukan penyuluhan terkait kesehatan. Mulai dari cara pemberian makanan serta cara pemberian susu.


"Kalau bisa mah kental manis itu jangan dikonsumsi gitu. Tapi ya yang namanya dia udah terbiasa minum kental manis ya minum kental manis aja nggak bisa digantikan yang lain." Tegas salah satu kader posyandu tersebut. 


Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencatat 24,5% bayi usia di bawah 5 tahun (Balita) di Provinsi Banten mengalami stunting pada 2021. Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi Balita stunting tertinggi di Banten, yakni mencapai 37,8% pada tahun lalu.


Tingginya angka stunting di Pandeglang ini disebabkan oleh tingkat ekonomi yang rendah.


@Sonny/Tajuknews.com/tjk/10/2022.

Komentar

Berita Terkini