AHY Sambut Kehadiran Airlangga Hartarto di Cikeas, Bahas Issue Politik Terkini

Ketua Umum Airlangga Hartarto kunjungi kediaman Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rangka silaturahim Partai Golkar dan Partai Demokrat turut pendampingi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Cikeas, Bogor,29/03/2023. AHY menyebut dengan posisi ayahnya saat ini, tugas politik sehari-hari ia lakukan dengan generasi yang lebih muda. Sedangkan, aktivitas SBY saat ini lebih banyak untuk melukis. Foto ;Dok AHY @SonnyTajuknews.com/tjk/03/2023.

TAJUKNEWS.COM/ BOGOR. - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut bahwa ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat ini sudah dalam posisi mandito ratu.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam jumpa pers usai menerima kunjungan sejumlah elite Partai Golkar yang dipimpin langsung Ketua Umum Airlangga Hartarto, di kediaman SBY, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4) malam.

AHY menyebut dengan posisi ayahnya saat ini, tugas politik sehari-hari ia lakukan dengan generasi yang lebih muda. Sedangkan, aktivitas SBY saat ini lebih banyak untuk melukis.

"Tadi diskusinya baik, walaupun Pak SBY sudah mandito ratu, untuk day to day politiknya sudah saya jalankan dengan generasi yang lebih muda. Karena, beliau saat ini sudah menikmat aktivitas sebagai pelukis," ucap AHY dalam jumpa pers.

Mandito ratu merupakan istilah dalam bahasa Jawa. Dalam isitilah lengkap, mandito ratu juga kerap disampaikan dengan 'lengser keprabon madep pandito ratu'.

Istilah itu bisa diartikan bahwa setiap pemimpin atau penguasa yang sudah mengakhiri masa kekuasaannya, lebih banyak beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Oleh karena itu, dalam pertemuan tertutup dengan Golkar, AHY mengatakan SBY lebih banyak berbicara pada gagasan yang lebih besar, terutama agar Indonesia semakin maju.

"Sehingga tadi beliau [berbicara] lebih pada gagasan besar karena beliau terus terpanggil dan ingin terus menghadirkan pemikiran dan solusi terbaik baut negeri kita," katanya.

Istilah 'lengser keprabon madep pandito ratu' juga pernah disampaikan Presiden Soeharto di hari ulang tahun Golkar Oktober 1997, atau setahun sebelum ia mundur dari kursi presiden.

"Saya akan menempatkan diri sebagaimana dalam falsafah pewayangan, yaitu lengser keprabon madeg pandito," kata Soeharto kala itu.