|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
Jejak Cakap Digital & Jejak Kreasi

IFC Bali 2025 Gerakkan Industri Olahraga dan Sport Tourism, Putaran Uang Lebih Rp5 Miliar

 

MyTISI International Football Championship (IFC) 2025 bakal berlangsung di Bali pada 21–23 Oktober 2025. Turnamen ini digelar pada 21–23 Oktober 2025, menghadirkan 420 pesepakbola muda dari berbagai provinsi di Indonesia dan empat negara lainnya yakni Jepang, Filipina, Malaysia, dan China. @Sonny/Tajuknews.com/tjk/10/2025.


TAJUKNEWS.COM/ Bali. - Ajang sepakbola usia muda bertaraf internasional, MyTISI International Football Championship (IFC) 2025 bakal berlangsung di Bali pada 21–23 Oktober 2025.


Turnamen ini digelar pada 21–23 Oktober 2025, menghadirkan 420 pesepakbola muda dari berbagai provinsi di Indonesia dan empat negara lainnya yakni Jepang, Filipina, Malaysia, dan China.


Mereka akan bersaing di tiga kategori usia U-12, U-14, dan U-16, untuk memperebutkan kesempatan langka, yakni beasiswa pelatihan di klub La Liga Spanyol, Levante UD.


Beda dari turnamen sepakbola usia muda lainnya, seluruh pertandingan di MyTISI International Football Championship (IFC) 2025 ini terhubung dengan sistem statistik pertandingan real-time sebagai bagian dari program pembinaan.


“Kami ingin para pemain memahami kekuatan dan kelemahan mereka secara data. Semua pertandingan disiarkan live streaming dan setiap pemain akan menerima laporan performa individu,” ujar Pendiri MyTISI IFC, I Gusti Agung Putu Nuaba, di Denpasar.


Selain itu, Agung memaparkan, IFC Bali 2025 bukan sekadar kompetisi sepakbola, tetapi gerakan sport tourism yang berkontribusi langsung pada perekonomian lokal.


Selama pelaksanaan, kata Agung, diperkirakan terjadi perputaran uang mencapai Rp2,5 miliar dari sektor akomodasi, transportasi, konsumsi, hingga aktivitas wisata peserta dan pendukung acara.


Kemudian ditambah hitungan dari sekitar 100 peserta asing dari Jepang, Filipina, Malaysia, dan China akan terbang di Bali selama sepekan. 


Pengeluaran mereka untuk hotel, konsumsi, transportasi, serta paket wisata dan kegiatan budaya diperkirakan menjadi penyumbang utama perputaran ekonomi di kisaran Rp2,5 miliar.


“Banyak peserta dari luar negeri menginap dan membeli paket konsumsi serta aktivitas selama di Bali. Estimasi perputaran uang selama enam hari sekitar Rp2,5 miliar,” ungkap Agung.


Agung menambahkan, angka tersebut belum termasuk belanja pengunjung, media, dan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar venue. IFC pun menjadi contoh konkret bagaimana olahraga dapat menjadi penggerak ekonomi daerah sekaligus memperluas peluang kerja di sektor pariwisata dan UMKM.


"Bukan cuma itu, IFC Bali 2025 juga menghadirkan side event edukatif bertema budaya Bali dan UMKM Desa Wisata Carangsari. Para peserta diajak mengenal kekayaan lokal, mulai dari agrowisata hingga tarian tradisional seperti kecak dan tabuh balaganjur," jelasnya.


"Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana olahraga bisa berkolaborasi dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, menjadikan IFC bukan hanya turnamen, tapi juga platform promosi budaya dan pemberdayaan UMKM lokal," ujarnya.


Sementara itu, Deputi Pemberdayaan Olahraga Kemenpora RI, Raden Isnanta, menyebut IFC Bali adalah contoh nyata bagaimana olahraga dapat berkembang menjadi industri yang produktif dan berdaya saing global.


“Seperti pesan Pak Erick Thohir, bahwa ke depan kolaborasi dengan pihak-pihak swasta akan semakin besar. Semoga, kesuksesan IFC di 2025 ini bisa membuat eventnya makin besar lagi dan mendatangkan tim yang lebih banyak lagi dari luar negeri. Artinya, ini menggerakkan industri,” kata Isnanta.


“Mendatangkan uang dari luar masuk ke Indonesia, karena kan mereka belanja di sini, nilainya bisa sampai miliaran. Ini baru satu event, kalau ada banyak event seperti ini, di kota yang lain atau daerah yang lain melibatkan banyak negara juga, bisa jadi setahun nilainya sampai triliunan duit yang berputar di industri olahraga, khususnya sepakbola usia muda ini,” jelasnya.


@Sonny/Tajuknews.com/tjk/10/2025.

Komentar

Berita Terkini