Musibah SMPN 1 Turi, Sleman; Kemen PPPA Pastikan Pemulihan Korban Optimal
TAJUKNEWS.COM, Kabupaten Sleman – Indonesia kembali berduka. Sebanyak 10 siswi SMP Negeri 1 Turi, Sleman, DI Yogyakarta meninggal dunia akibat terseret arus sungai saat melakukan kegiatan susur sungai pada 21 Februari 2020. Musibah ini mendapat perhatian khusus Kemen PPPA yang menindaklanjutinya dengan menerjunkan tim untuk memastikan pemulihan kejiwaan anak korban berjalan dengan optimal.
Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi, Ciput Eka Purwianti mengatakan, Kedatangan kami untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa anak-anak SMPN 1 Turi, Sleman. Kami mengapresiasi upaya semua tim yang terlibat dalam penanganan kejadian ini. Serta memastikan tim yang terlibat memberikan perlindungan dan pendampingan secara optimal bagi anak dan keluarga korban melalui dukungan psikososial hingga mereka kembali. Kunjungan tim Kemen PPPA ke lokasi kejadian. Senin ( 25/2/2020).
Pada kunjungan tersebut, Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings meminta kepada seluruh tenaga pendidik dan orang dewasa lainnya untuk mengutamakan keselamatan anak saat melaksanakan kegiatan di luar ruang.
“Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan mitigasi untuk meminimalisir bahkan meniadakan resiko yang membahayakan anak. Anak harus benar-benar diawasi, dalam kondisi tersebut satu pendamping setidaknya bertanggungjawab mengawasi lima anak, khususnya dalam kegiatan di luar sekolah dengan jumlah siswa yang luar biasa banyak,” tegas Valentina.
Tim Kemen PPPA bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman juga mendatangi rumah duka kedua korban untuk memberikan dukungan moril kepada orangtua dan keluarga yang ditinggalkan.
DP3AP2KB Kabupaten Sleman telah melakukan pendampingan psikologis pasca bencana pada siswa-siswi penyintas dengan melibatkan 40 relawan anak yang berasal dari Forum Anak, PIK-R, dan Saka Bencana yang sebelumnya diberi pembekalan psikoedukasi dari HIMPSI.
“Kami juga telah membentuk Sekretariat Bersama Perlindungan Anak pasca musibah yang memberikan layanan dukungan psikososial dan kesehatan. Selain itu, bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) DIY dan Ikatan Psikologi Klinis (IPK), melibatkan 40 psikolog dan 80 mahasiswa dari UGM, UII, UNY, UAD untuk melakukan assesment dan pendampingan psikososial kepada para anak, orangtua korban dan guru,” ungkap Kepala DP3AP2KB, Mafilindati Nuraini.
UPTD PPA Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Puskesmas Kabupaten Sleman juga telah membuka Posko Pendampingan dan Konseling 24 jam di Puskesmas Kecamatan Turi. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa kondisi kejiwaan anak penyintas berbeda satu sama lain. Sebagian besar masih terguncang dan memerlukan bantuan psikologis lebih lanjut.
Pihak SMPN 1 Turi, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melakukan cek kesehatan kepada semua penyintas untuk memastikan semua penyintas telah diperiksa kondisi kesehatan fisik dan psikisnya. Sampai 24 Februari 2020, tercatat masih ada 2 siswi yang dirawat di Puskesmas Kecamatan Turi dan 237 lainnya sudah kembali ke rumah.
(Guffe/Tajuknews.com/tjk@Feb/2020).