|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Ekonomi Sirkular Jangan Sampai Mati

Seorang pemulung pemilah botol plastik di penampungan Jakarta, 21/04/2020.Selama pandemi, konsumsi kemasan plastik tetap berjalan dan kecenderungan semakin meningkat. Sonny/Tajuknews.com/tjk@/04/2020.  


TAJUKNEWS.COM, Jakarta. - Ketua Asosiasi Untuk Kemasan & Daur Ulang Bagi Indonesia yang Berkelanjutan (Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment / PRAISE) Karyanto Wibowo, mengatakan ekonomi sirkular sangat erat kaitannya dengan industri daur ulang dan merupakan sistem yang perlu dijaga keberlangsungannya di tengah pandemic Covid 19 ini.

Selama pandemi, konsumsi kemasan plastik tetap berjalan dan kecenderungan semakin meningkat  karena kemampuan kemasan plastik untuk menjaga kualitas, higienisnya dan fleksibilitas dalam berbagai jenis aplikasi. Seharusnya, ini menjadi momen bagi industri daur ulang untuk tetap tumbuh mengingat ketersediaan bahan baku di lapangan.

Sayangnya, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai strategi untuk memutus penyebaran Covid 19 mempengaruhi rantai ekonomi sirkular sehingga ikut terputus. Pasalnya, para pelapak yang biasanya membeli kemasan plastik dari pemulung tutup. Akibatnya, para pemulung tidak dapat menjual kemasan-kemasan plastik yang menjadi sumber ekonomi bagi keluarga mereka.

Sementara, dari sisi industri daur ulang, pasokan bahan baku menjadi terhenti. Kondisi ini sekaligus menjadi tambahan beban bagi para pelaku usaha daur ulang, mengingat sebelumnya pun sudah harus bersaing dengan jatuhnya harga virgin plastik.

“Ekonomi sirkular bisa memperpanjang daur hidup kemasan. Beberapa kemasan yang bisa diperpanjang daur hidupnya antara lain kemasan PET, PE dan juga PP.  Sebagai contoh, kemasan PET yang bisa didaur ulang menjadi rPET maka seharusnya tidak lagi disebut sebagai kemasan sekali pakai.  Memperpanjang daur hidup kemasan turut membangun kesejahteraan banyak kalangan sekaligus mengatasi persoalan sampah di Indonesia,” ujar Karyanto.

Lebih lanjut, ia berharap semakin banyak industri yang sadar akan penggunaan kemasan daur ulang. Mengutip data Kemenperin saat ini terdapat 600 industri besar dan 700 industri kecil yang bermain di sektor industri daur ulang plastik.

Namun demikian, persentase pengolahan daur ulang yang ada masih sangat rendah. Menurut catatan Kemenperin, dari sebanyak 7,23 juta konsumsi bahan baku plastik dalam setahun, hanya terdapat 914 ribu atau sekitar 12,6% saja yang kemudian didaur ulang kembali.

Salah satu yang telah berkomitmen mendukung penggunaan kemasan daur ulang adalah Danone  AQUA. “AQUA terus memproduksi produk AQUA life menggunakan 100 persen bahan daur ulang rPET. Selain seluruh botol kemasan AQUA sudah mengandung sampai dengan 25% bahan daur ulang. Ini merupakan komitmen dari Danone AQUA untuk mendukung pengurangan sampah plastik melalui dukungan kepada ekosistim ekonomi sirkular,” Pungkas Arif Mujahidin, Communications Director Danone Indonesia.

Sonny/Tajuknews.com/tjk@/04/2020.
Komentar

Berita Terkini