|
Nasabah Pegadaian mengantri dalam pembayaran dan untuk menggadai barang atau emas sesuai protokol kesehatan di Jakarta,30/04/2021. Pada sisi penyaluran pembiayaan, terkait Kenaikan penyaluran ini turut mendongkrak aset terbesar Pegadaian berupa pinjaman yang diberikan dari Rp50,84 triliun menjadi Rp57,47 triliun. Foto; ©Sonny/Tajuknews.com/tjk/2021. |
TAJUKNEWS.COM, JAKARTA - Omzet Pegadaian mencatatkan pertumbuhan dari Rp145,63 triliun pada 2019 naik menjadi Rp164,95 triliun pada 2020, dengan jumlah pelunasan mencapai Rp136,18 triliun pada 2019 dan Rp157,88 triliun satu tahun berselang.
"Kondisi ini pula yang menyebabkan perusahaan pelat merah ini tetap membukukan kinerja positif selama pandemi. Pada sisi penyaluran pembiayaan, terkait Kenaikan penyaluran ini turut mendongkrak aset terbesar Pegadaian berupa pinjaman yang diberikan dari Rp50,84 triliun menjadi Rp57,47 triliun.
"Sehingga total aset Pegadaian naik 9,40 persen dari Rp65,32 triliun menjadi Rp71,47 triliun pada periode 2020.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto , "Menjelaskan jumlah nasabah yang dilayani selama masa pandemi mengalami peningkatan pesat bahkan mencapai 22,15 persen pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
Nasabah Pegadaian tercatat 13,86 juta orang pada 2019. Setahun kemudian, jumlah itu melonjak tajam hingga mencapai 16,94 juta orang.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu Pegadaian berhasil mencatatkan laba Rp2,02 triliun serta kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Rp154 miliar pada 2019 menjadi Rp2,12 triliun pada 2020.
Kuswiyoto Menuturkan," Penambahan penempatan dana sebagai cadangan kerugian tersebut merupakan bagian dari manajemen risiko perusahaan. "Untuk mengantipasi kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan di masa yang akan datang sebagai akibat penurunan kualitas pembiayaan," tuturnya.
Sebagai perusahaan pembiayaan bagi UMKM, mikro dan ultra mikro, Pegadaian dinilai tetap merasakan dampak Covid-19. Kondisi ini diyakini berpengaruh terhadap kinerja pembiayaan dan juga penanganan pinjaman yang bermasalah. Nurdin menjelaskan bahwa optimalisasi pemberian pinjaman dari Pegadaian ditentukan oleh sejumlah faktor.
Gadai Peduli dengan bunga 0 persen, serta penyaluran subsidi bunga UMKM. Pegadaian juga menggelar berbagai program CSR seperti penyerahan bantuan tunai, sembako, alat kesehatan, alat pelindung diri untuk pertugas kesehatan, mobil ambulans dan bantuan lain dalam rangka pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19.
Ketua Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Amin Nurdin menilai bahwa secara umum kinerja Pegadaian cukup bagus selama pandemi. Meski demikian, menurutnya perseroan tetap merasakan dampak dari krisis yang terjadi.
Salah satunya ketersediaan dana melalui sumber dana atau modal. Pandemi disebut-sebut ikut mempengaruhi minat masyarakat konsumen untuk mengajukan pinjaman.
"Sedangkan proses sewa atau gadai dimungkinkan stabil akhir akhir ini dan selama pandemi karena kebutuhan masyarakat akan pemenuhan kebutuhan hidup yg mungkin saja biasa mereka gantungkan dari aktivitas bisnis dengan Pegadaian.
Kuswiyoto juga menyebutkan bahwa selama 2020, Pegadaian telah meluncurkan berbagai produk dan layanan yang membantu masyarakat dalam meningkatkan ketahanan ekonomi di masa pandemi. Program yang dilaksanakan antara lain restrukturisasi dan relaksasi kredit,
" Pungkasnya.
@Sonny/Tajuknews.com/tjk/April/2021.