|

IKLAN BANNER

IKLAN BANNER
PEMILU 2024

Penyaluran Kredit ke Sektor Kelautan dan Perikanan, KKP Melakukan Komitmen Dengan BRI

 

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono  dan Direktur Utama BRI Sunarso pada senin ( 6/03/23) melakukan Komitmen melalui penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU). @RAN/Jurnalkata.id/JK/03/2023.


TAJUKNEWS.COM, Jakarta. - Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan Industri di bidang kelautan dan perikanan.


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapatkan komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk percepatan akses penyaluran kredit ke sektor kelautan dan perikanan. 


Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono  dan Direktur Utama BRI Sunarso pada senin ( 6/03/23) melakukan Komitmen melalui penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU).


Menurut Trenggono Di Gedung Mina Bahari 3 KKP "Kita sudah dapat komitmen dukungan dari Dirut BRI, itu yang paling penting. Kita meyakinkan industri perbankan dari sektor kelautan perikanan ini mempunyai prospek yang bagus".


Lebih lanjut KKP akan membenahi tata kelola dan produksi kelautan dan perikanan sehingga pelaku usaha di sektor ini dapat lebih mudah mendapatkan kredit dari perbankan. 


Pasalnya, jumlah produksi di sektor kelautan dan perikanan sangat besar mencapai 25 juta ton atau senilai Rp 500 triliun sehingga perlu dikelola dengan baik.


"Kita yakinkan (BRI) bahwa di sektor kelautan dan perikanan prospeknya bagus, sehingga beliau (Dirut BRI) bisa yakin," ujarnya. 


Dirut BRI Sunarso mengatakan,"selama ini permasalahan yang mendasar di sektor kelautan dan perikanan bukan karena pasar yang sepi atau pemasaran yang kuran, melainkan justru terletak pada sisi produksi".


" Pascaproduksi Telah Disetujui Nelayan Adapun masalah dari sisi produksi menyangkut tiga hal, yaitu kuantitas produk harus terjamin, kualitas produk harus memenuhi standar, dan keberlanjutan," ujarnya. 


Lebih lanjut Sunarso menjelaskan," pasar sektor kelautan dan perikanan ini justru sangat besar mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan membutuhkan asupan protein dari produk hewani". 


"Berati ada masalah integrasi antara support logistik untuk produksi, produksi, pengolahan, dan distribusi sampai di konsumsi," pungkas Sunarso.


@Sonny/Tajuknews.com/tjk/03/2023.

Komentar

Berita Terkini