TAJUKNEWS.COM/ Jakarta. – Maraknya mafia tanah di Indonesia menjadi perhatian khusus Presiden Joko Widodo. Presiden menginstruksikan Kapolri untuk berantas para mafia tanah.
Kementerian ATR/BPN dibawah kepemimpinan Hadi Tjahjanto dinilai memiliki ketegasan untuk mengatasi mafia tanah.
Ketegasan itu diperlukan karena modus mafia tanah sudah sangat meresahkan dan menjadi PR utama di negara ini. Harus ada keberanian untuk.menyikat habis siapa pun yang bermain di dalamnya.
Setidaknya hal itu bisa dilihat dari kasus sengketa tanah pusat perbelanjaan ternama Indogrosir, yang beralamat Jl. Perintis Kemerdekaan No.Km. 18 No.84, Pai, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Surat-suratnya dinyatakan palsu karena sumbernya dari Sertifikat HM No.490/1984 Bulurokeng yang dibatalkan dan dari Rincik Palsu berdasarkan No.Lab 25/DTF/2001. Jadi intinya, sertifikat tanah yang digunakan oleh Indogrosir adalah surat palsu.
Tanah yang dibeli oleh pihak Indogrosir tahun 2014 silam itu diduga memakai surat-surat palsu yang ditandai dengan adanya pembatalan sertifikat dari Polrestabes Makassar. Berdasarkan hasil Labfor No: Lab.25/DTF/2001.dan telah dibatalkan oleh putusan pengadilan Negeri ujung pandang No : 86/PDT/G/97/PN.UP
Maka dari itu, ahli waris atas nama Tjoddo (Abd Jalali Dg Nai) kembali menuntut hak melalui Lembaga Aliansi Indonesia, Badan Penelitian Aset Negara agar tanahnya dikembalikan yang saat ini dikuasai pihak Indogrosir.
Kuasa Hukum Tjodfo, Dr Andi Baharuddin SH menjelaskan. ini sertifikat Indogrosir sekarang bersumber dari sertifikat yang sudah dibatalkan atau dimatikan, akan tetapi mereka pakai lagi menerbitkan sertifikat Hak Milik No.25952 a/n: Annie Gretha Warow, per tanggal 21 Agustus 2014, lalu menerbitkan lagi sertifikat HGB No.21970 a/n:M.Idrus Mattoreang, per tanggal 13 April 2015 lalu dipakai lagi menerbitkan sertifikat HGB No.21970 a/n:54 ahli waris yang dialihkan ke PT.INTI CAKRAWALA CITRA (INDOGROSIR).
“Ahli Waris M.Idrus Mattoreang membuat Sertifikat di atas tanah milik ahli waris Tjoddo (Abd Jalali Dg Nai) di KM 18 menggunakan alas hak SHM No. 490 yang diduga melawan hukum karena tidak ada hubungan hukumnya dengan Ahli Waris M. Idrus Mattoreang.
“SHM No.490 letaknya di KM 20 dan sudah dibatalkan oleh Putusan Mahkamah Agung yang dikuatkan SK Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Nomor : 04/Pbt/PBN-73/2015, ” jelas tim kuasa Hukum Tjoddo Dr Andi Baharuddin SH.
Lahirnya Sertifikat HGB No.21970 a/n.Ahli Waris Idrus Mattoreang dengan menggunakan alas Hak No. 490 itu adalah Sertipikat Palsu, karena Ahli Waris M.Idrus Mattoreang tidak ada hubungannya dengan SHM No.490, berarti penerbitan SHGB No.21970 sudah pasti di melanggar Pasal 263.
Kuasa hukum menjelaskan, SHGB No.21970 harus disita demi hukum dan siapa pun yang terlibat dalam menerbitkan SHGB No.21970, baik menyuruh menempatkan keterangan palsu, atau menggunakan SHGB No. 21970 yang palsu (memuat keterangan palsu) harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku di Republik Indonesia.
“Kami berharap agar kasus hukum ini berdiri pada titik yang sebenar benarnya tidak berbicara siapa yang punya power (kekuatan) memliki hak, tetapi dasar memiliki hak seseorang dengan fakta Yuridis," terangnya.
©Sonny/Tajuknews.com/tjk/04/2023.