TAJUKNEWS.COM/ Azerbaijan. - Presiden Iran Ebrahim Raisi, 63 tahun, dilaporkan tewas dalam kecelakaan helikopter. Helikopter yang ia tumpangi bersama sejumlah pejabat termasuk
Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian jatuh di pegunungan, sekitar 100 kilometer (km) kota Tabriz, dekat sebuah desa bernama Tavil.
Hal ini dilaporkan sejumlah media Iran seperti Mehr, Tasnim dan Press Tv, Senin (20/5/2024), mengutip AFP dan CNN International. Hal sama juga dikonfirmasi Reuters melalui pejabat setempat meski tak menyebutkan nama sumber.
Mengutip Reuters, Raisi awalnya berkendara dengan helikopter ke perbatasan Azerbaijan untuk meresmikan sebuah proyek bendungan Minggu waktu setempat. Bendungan Qiz-Qalasi merupakan proyek bersama dengan pemerintah Azerbaijan.
"Presiden Republik Islam Iran, Ayatollah Ebrahim Raisi, mengalami kecelakaan saat bertugas dan menjalankan tugasnya untuk rakyat Iran dan menjadi syahid," kata kantor berita Iran itu dikutip dari AFP.
"Presiden Raisi, menteri luar negeri dan seluruh penumpang helikopter tewas dalam kecelakaan itu," tulis Reuters.
Mengutip Al-Jazeera sejumlah video dan foto memperlihatkan Raisi sebelum kejadian, bertanggal 19 Mei. Ia juga sempat memberi pernyataan ke media soal bagaimana dirinya berharap bendungan yang dibuat kedua negara bisa bermanfaat bagi warga.
"Bendungan ini bisa menyediakan transit yang aman tak hanya bagi barang-barang, tapi juga penumpang dan juga turis," katanya di kesempatan itu.
Terlihat pula momen lain di mana Raisi berada di dalam helikopter dan melihat ke arah luar helikopter, dimuat televisi lokal Iran. Ditunjukan pula bagaimana foto helikopter yang ia naiki
Namun naas helikopter yang ditumpangi Raisi tak memberi kabar seusai acara saat hendak kembali ke ibu kota. Hingga sore hari, televisi pemerintah mengabarkan bahwa tak ada kontak dari helikopter sang presiden.
Alhasil Iran memerintahkan menurunkan tentara dam pasukan elit Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk terjun ke operasi penyelamatan. Sejumlah negara seperti Turki dan Rusia juga membantu pencarian.
"Hari sudah gelap dan hujan mulai turun, namun pencarian terus dilakukan. Tim penyelamat telah mencapai lokasi tersebut... namun, hujan telah menimbulkan lumpur, sehingga menyulitkan pencarian," kata seorang reporter lokal di TV pemerintah Minggu malam.
Setelahnya media setempat mengatakan tidak ada korban selamat yang ditemukan di lokasi jatuhnya helikopter yang membawa Raisi. Tak lama setelah itu, dilaporkan bawa Raisi termasuk delapan orang lain tewas dalam kejadian itu.
Titik terang baru ditemukan Senin pagi, saat drone milik Turki dilaporkan menemukan sebuah "titik panas" saat melakukan pencarian. Kantor berita Turki, Anadolu Agency, melaporkan bahwa drone UAV Akinci milik Ankara meyakini titik panas itu sebagai puing-puing helikopter.
Penyebab Kecelakaan?
Sementara itu, para ahli meyakini cuaca berperan besar dalam kecelakaan itu. Pakar penerbangan dan mantan pilot helikopter, Paul Beaver, mengatakan tutupan awan, kabut, kabut, dan suhu rendah pasti berkontribusi terhadap jatuhnya pesawat presiden Iran.
"Tidak seperti pesawat sayap tetap, helikopter tidak dapat dengan mudah terbang di atas cuaca (buruk)," katanya.
"Helikopter tidak memiliki kemewahan itu," tambahnya.
Meski demikian tim evakuasi masih melakukan penyelidikan. Namun di awal pemberitaan kecelakaan, sejumlah media sempat membenarkan cuaca buruk di lokasi kejadian.
@Sonny/Tajuknews.com/tjk/05/2024.
#helikopter #ebrahimraisi #hosseinamirabdollahian