TAJUKNEWS.COM/ Semarang. - Banjir di Jalan Kaligawe Pantura Semarang-Demak tak kunjung surut. Hal itu membuat warga terdampak banjir kesulitan membeli gas LPG hingga air minum.
Pantauan detikJateng di Jalan Kaligawe Raya, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, tampak seorang warga mengantar galon menggunakan motor di tengah genangan air. Ia mengantar galon untuk sebuah angkringan yang tetap buka meski terendam banjir.
"Banjir gini, jadinya air susah, gas susah, ini dapat galon saja diantarnya dari RSUP Dr Kariadi," kata pemilik angkringan, Ayu (33), Kamis (30/10).
Berdasarkan pantauan di Jalan Kaligawe depan RSI Sultan Agung, pukul 12.00 WIB, tampak banyak truk yang terparkir di badan jalan. Salah satunya ada yang tengah diderek karena tak bisa jalan.
"Mesinnya kemasukan air, mogok, ditunggu dulu," kata salah satu sopir yang truknya mogok, Anton (32), di lokasi.
Salah satu sopir asal Pati, Eko (35), mengungkap hal serupa. Meski truknya tak mogok, ia melihat banyak truk mogok di Jalan Pantura Semarang-Demak, selama melaju dari Probolinggo, Jawa Timur.
"Saya belum pernah mogok, tapi truk banyak yang mogok karena mesin terendam banjir, filter angin terendam, kebanyakan sih filter angin terendam," kata Eko.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengoperasikan 38 pompa untuk penanganan banjir di kawasan Pantai Utara, khususnya di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
“Ada dua titik banjir yang menjadi atensi kita, yaitu Kaligawe Semarang dan Sayung Demak,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat meninjau Kolam Retensi Terboyo di Semarang.
Dari kapasitas total itu disuplai 38 pompa, terdiri atas tujuh unit pompa yang ada, tiga pompa apung, dan 28 pompa mobile yang bekerja siang malam menyalurkan udara ke kolam retensi dan aliran sungai. Menurut Luthfi Kolam Retensi Terboyo menjadi titik krusial dalam sistem pengendalian banjir di wilayah timur Semarang.
Dengan kapasitas hingga 6,7 juta meter kubik, kolam tersebut berfungsi menampung limpasan dari kawasan Kaligawe sebelum dialirkan ke Sungai Dompo dan Babon.
Untuk banjir di Sayung, pemerintah telah membangun sodetan dari sungai Dompo ke arah Kedompo yang pembangunanya dimulai dari daerah Pabrik Polytron.
Sedangkan untuk Kaligawe, pemerintah menambah jumlah pompa menjadi 38 unit untuk mempercepat penyurutan air dari Kaligawe menuju Kolam Retensi Terboyo.
“Kita pompa dari Kaligawe ke Terboyo. Kolam retensi Terboyo itu menampung hampir 6,7 juta meter kubik udara,” katanya.
Dari Kolam Terboyo, air kemudian dialirkan menuju Sungai Dompo, terus ke Babon, hingga akhirnya ke laut.
Selain memperkuat sistem pompa dan sodetan, Luthfi mengatakan pemprov juga melanjutkan operasi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengendalikan curah hujan.
Luthfi menambahkan proyek tanggul laut Semaran-Demak juga terus berjalan, dan ditargetkan mulai operasional pertengahan 2026.
Ia mengatakan seluruh langkah teknis itu telah disimulasikan bersama tim teknis PUPR dan BBWS agar penanganan banjir berjalan cepat dan tepat sasaran.
“Ini sudah kita simulasikan dan hari ini kita dieksekusi. Supaya wilayah Kaligawe bisa segera surut,” ungkap Luthfi.
©Sonny/Tajuknews.com/tjk/10/2025.
